Tadi pagi, saya jalan dari kosan saya ke rumah sakit St. Boromeus Bandung. Sambil cari sarapan pagi. Saya kemudian menjenguk seorang mhswa yang sakit. Saya lihat kondisi tubuhnya, langsung saya bisa duga kalau mahasiswa tersebut terinfeksi HIV.
Saya sharing firman Tuhan dan doakan mhswa tersebut. Mahasiswa tersebut jujur dan terbuka bahwa dia terinfeksi HIV yang sudah berkembang menjadi AIDS karena sering lakukan sex bebas dgn banyak wanita, melalui aplikasi MiChat.
Saya lalu teringat sewaktu ke Yogyakarta juga, bertemu dan layani satu mahasiswa dan satu orang ibu yang juga terinfeksi virus HIV karena terikat dengan perilaku sex bebas. Mereka melakukan transaksi sex dengan menggunakan aplikasi MiChat.
Dari kedua peristiwa ini, saya merenungkan dan muncul kekuatiran akan masa depan generasi muda Papua. Saya amati bahwa banyak generasi muda Papua, terutama kalangan mahasiswa yang memiliki perilaku sex bebas cukup tinggi. Di semua handphone mereka, ada aplikasi MiChat dan aplikasi transaksi sex online lainnya.
Saya sudah melihat banyak teman saya pergi dalam usia muda karena sakit AIDS. DI keluarga saya pun, beberapa saudara kandung dan sepupuh meninggal dunia karena sakit AIDS.
Kalau situasi ini dibiarkan terus, maka orang Papua akan musnah. Cara paling strategis dan urgen untuk menghentikan penyebaran HIV / AIDS di kalangan orang Papua, adalah para pemimpin dan elit Papua, serta public figure Papua, 𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯 𝗽𝗲𝗿𝗶𝗹𝗮𝗸𝘂 𝗵𝗶𝗱𝘂𝗽 𝘀𝗲𝗵𝗮𝘁, 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗯𝗲𝗿𝗴𝗮𝗻𝘁𝗶 - 𝗴𝗮𝗻𝘁𝗶 𝗽𝗮𝘀𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗺𝗲𝗹𝗮𝗸𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗵𝘂𝗯𝘂𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘀𝗲𝘅. Kalau ada perjalanan dinas ke luar daerah atau luar Papua, harus bisa jaga diri dan disiplinkan diri untuk tidak melakukan hubungan sex di luar pernikahan atau dengan perempuan lain.
Ikan itu membusuk dari kepala, kemudian ke tubuh serta berakhir di ekor. Dengan filosofi ikan ini, para pemimpin Papua, elit politik, pejabat publik dan publik figur, harus bisa menjadi inspirasi pola hidup sehat dengan tidak melakukan hubungan sex dengan berganti - ganti pasangan.
Ini tanggung jawab yang wajib dilaksanakan dengan penuh komitmen dan dedikasi, demi memberikan teladan kepada generasi muda Papua. Dan juga untuk keselamatan bangsa Papua, ras Melanesia ke depannya.
Marinus Yaung
Dosen Universitas Cenderawasih.