West Papua, Suaralapagonews.com || Perjuangan kemerdekaan itu seumpama dengan "jantung" yang memompa darah sehingga kita hidup (bernafas) dan bergerak. Tanpa "jantung" memompa darah, maka darah tidak mengalir ke seluruh organ tubuh (darah membeku), sehingga manusia itu tidak bernyawa lagi, alias meninggal dunia.
Demikian pula dengan perjuangan kemerdekaan suatu bangsa, tanpa adanya "perlawanan" terhadap penindasan, maka perjuangan kemerdekaan itu mati.
Kita punya empat sayap, yaitu sayap sipil yang bergerak dalam kota, sayap militer yang bergerak di rimba raya (bergerilya), sayap diplomat yang berkampanye /melobi bangsa bangsa di luar Negeri, serta sayap Simpatisan Internasional yang mendukung perjuangan kita.
Empat sayap perjuangan ini sama seperti pembuluh darah; Jika salah satu pembuluh darah tersumbat atau mengalami gangguan, maka darah tidak akan mengalir pada organ tubuh tertentu, sehingga bagian organ tubuh itu tidak berfungsi dengan baik, bahkan terjadi kelumpuhan pada bagian organ tertentu. Demikian pula dengan perjuangan kemerdekaan, keempat sayap ini mestinya bergerak melakukan perlawanan sesuai dengan peran dan tanggung-jawabnya masing-masing, agar perjuangan itu tetap hidup, dan mencapai cita cita bangsa Papua.
Bangsa Papua itu seumpama satu tubuh dalam perjuangan kemerdekaan ini. Maka itu, semua organ tubuh harus menjalankan perannya masing-masing dalam perjuangan ini. Setiap kita punya tanggung jawab untuk mendukung, atau terlibat langsung dalam perjuangan kemerdekaan ini. Baiklah, ada orang Papua yang secara penuh (full time) terlibat dalam perjuangan ini, ada pula yang terlibat dalam perjuangan secara part time (sering terlibat), dan ada pula orang Papua yang hanya mendukung perjuangan ini melalui dana, data dan doa.
Jangan sampai di antara bangsa Papua, ada yang menjadi penonton dalam perjuangan ini, jangan sampai ada organ tubuh perjuangan yang menjadi pasif. Mari kita semua melakukan peran kita masing masing tanpa harus dipaksa. Jangan sampai ada orang Papua yang menjadi virus untuk menghancurkan organ tubuh perjuangan. Sadarlah dan bersatulah serta kompak dalam tubuh perjuangan Papua merdeka.
Entah negara Indonesia dan para sekutunya menanggapi (menjawab) tuntutan kita cepat atau lambat, namanya perjuangan kemerdekaan, maka teruslah kita berjuang, karena pada waktu-Nya perjuangan kita akan berbuahkan hasil yang menggembirakan atas pertolongan Tuhan.
Jangan kita mengalah, janganlah kita mundur! Tak ada kata mundur atau menyerah dalam kamus revolusi.
Mari kawan kawan, teruslah kita bergerak, teruslah kita melangkah, teruslah kita lawan, teruslah kita berjuang, sambil memulihkan diri (lahir baru di dalam Tuhan) hingga "kebenaran" yang kita perjuangkan itu ke luar sebagai pemenang akhir "merdeka berdaulat lahir bathin". Karena, "kebenaran" itu tak dikalahkan oleh siapapun, dengan cara apapun dan dengan alasan apapun.
Perjuangan kemerdekaan suatu bangsa adalah realisasi dari kata-kata. Teruslah kita bergerak, seperti jantung yang tidak berhenti memompa darah, demikian pula perjuangan kemerdekaan itu butuh perlawanan, perjuangan itu membutuhkan pengorbanan yang tiada tara, agar perjuangan itu terus hidup dan berbuah matang sampai kerinduan kemerdekaan kedaulatan itu ada dalam genggaman bangsa Papua.
Atas pertolongan Tuhan, PAPUA PASTI BISA.
Oleh: SELPIUS BOBII, Koordinator JDRP2, ketua Umum Front PEPERA Papua Barat, Ex Tapol Papua // Deiyai: Minggu, 27 Oktober 2024 //