Notification

×

Iklan

Iklan

Inilah Para Bupati wakil Bupati, Wali kota Wakil Wali kota, Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Yang Dilantik Presiden RI Prabowo Subianto. Semuanya Diwajibkan Ikut Pelatihan Bersama Akademi Militer AKMIL Retreat Di Magelang Jawa Tengah

Minggu, Februari 23, 2025 | 00:43 WIB Last Updated 2025-02-22T15:43:21Z
WEST PAPUA, SUARALAPAGONEWS.Com Ini adalah militerisme ala President Prabowo Subianto, dan kembali ke Zaman Rode Baru dibawah kepemimpinan Ex President Soeharto (almarhum), dan Prabowo Subianto paksa semua Bupati yang kebanyakan orang dari later belakang sipil mewajibkan latihan Militer. 

Dan ini sangat arrogant, oleh karena itu Rakyat Indonesia harus berani lengserkan President yang arrogant ini.

Suatu kebodohan dan kebiadaban penguasa merendahkan harkat martabat dan kehormatan seorang pemimpin, direzim ini presiden Republik Indonesia berlatar belakang militer sehingga, secara konstitusional, sistematis, terstruktur, terprogram, terkomandoi, terpadu, masif dan kolektif. Seluruh pemimpin Bupati kepala daerah di paksakan untuk memakai pakaian Army militer Indonesia. 

Sehari setelah dilantik para Gubernur wakil gubernur, Bupati wakil Bupati, Wali kota wakil wali kota terpilih oleh Presiden RI Prabowo Subianto (kabinet Merah Putih) pada Kamis 20 Februari 2025 di Istana Negara, Jakarta.

Para Bupati terpilih, langsung diarahkan mengikuti retret orientasi pembekalan bagi kepala daerah terpilih pemilu serentak 2024.

Kegiatan tersebut berlangsung selama sepekan, Jumat 21 Februari hingga 28 Februari 2025 di Akademi Militer (Akmil) Magelang Jawa Tengah.

Seluruh kepala daerah Indonesia, yang mengikuti orientasi dan pelatihan adalah bertujuan memperkuat wawasan membela negara, dalam menjalankan tugas kepala daerah sebagai perpanjangan tangan presiden Republik Indonesia.

Sehingga hal ini menunjukkan bahwa semua kebijakan seorang kepala daerah sebagai perpanjangan tangan presiden RI akan di kendalikan oleh kekuatan militer dan moncong senjata.

Faktanya pemimpin mulai dari Gubernur, Wali kota, Bupati, mereka adalah prisai, tameng, bumper dan benteng trakhir pelindung segenap rakyat Papua.

Inilah watak dari pada penguasa Indonesia dan negara ingin menguasai Papua demi kepentingan ekonomi dan stabilitas nasional. Sehingga secara tidak langsung kebiadaban negara ditunjukan di publik untuk di telanjangi oleh dunia baradap.

Hal ini menunjukkan bahwa negara ini berwatak iblis dan berkultur militer. Jadi anda yang berdasi entah itu Gubernur, Bupati, Wali kota akan di pantau setiap kebijakan atau pembajakan yang di lakukan karena semua telah terstruktur.
Di mata hukum mereka sudah tidak punya lagi, legal standing yang fundamental dan hakiki, berdasarkan undang-undang otonomi khusus.

ketimbang para penguasaan dari mereka pemilik budak. Kita harus melihat secara Imparsial dan utuh kondisi rill hari ini. Demi keselamatan dan massa depan kaum komunal bangsa kita Papua yang mendiami di berbagai regional dari Sorong sampai Merauke. 

Ada berapa fakta pejabat Papua yang di injak-injak kehormatan dan kewibawaan, sebagai pemimpin yang mengemban tugas negara seperti bapak Gubernur Papua Alm. Lukas Enembe di tangkap kasus tipikor, di Jayapura Abepura.
Beliau ditangkap di salah satu rumah makan sendok garpu Abepura. Kasus yang yang sama beliau mantan Gubernur Papua, bapak Barnabas suebu di tangkap atas kasus korupsi. Beliau yang dengan setia mengabdikan diri kepada negara indonesia, dan akhir dari semua pengabdian itu (Barnabas Suebu) di tangkap dan di penjarakan. Bapak Ricki Ham Pagawak Bupati Mamteng di tangkap atas kasus yang sama. Bupati Timika Oltinus Omaleng di tangkap atas kasus yang sama pula dll.
Kami yakin benar, bahwa setelah itu, pasti banyak pejabat Papua yang akan di tangkap dan di bunuh, secara sistematis, masif dan terstruktur. 

Oleh karena itu, kita harus merefleksikan kembali kutipan yang di kutip oleh Bpk Pdt Dr. Benny Giay "Bahwa: Orang papua mau Mentri kah, Gubenrnur kah, Bupati kah Wali kota kah bertitel apapun mereka, ibarat ikan dalam akuarium". 

Tinggal tunggu waktu kapan saja Jakarta akan membanggang mereka. Kata-kata Penyesalan oleh seorang tokoh Papua, Barnabas Suebu berkata bahwa. "saya menyesal bergabung dengan negara ini, kurung anjing labih baik dari pada kurung manusia di akhir dari pengabdian, saya di penjarakan dimanakah salah saya? entahlah?."
Hampir sama apa yang di sampaikan oleh Bapak Alm. Lukas Enembe, negara hanya berikan uang dan aturan di tangan mereka itulah sebabanya hari ini undang-undang Otsus tidak berjalan baik dan tidak berhasil hampir 95%. 

Jadi para pejabat papua Anda jangan tepuk dada dengan apa yang ada raih, ingat sepanjang merah putih masih berkibar dan menggunakan Garuda didada, penindasan akan tumbuh subur, kita tidak berdaya lagi, dengan kekuatan militerisme, kolonialisme, kapitalisme, imperialisme, genosida, etnosida, ekosida dan dominasi migran sehingga marjinalisasi penduduk Pribumi di atas tanah leluhurnya sendiri. 

Untuk itu, yang merasa penjabat orang Asli Papua OP wajib saudar, dan mulai dari pemimpin pejabat tinggi sampai rakyat jelata, kita sangat berbeda, oleh karenanya Papua tetaplah luka bernanah dan membusuk di dalam tubuh bangsa kolonial Indonesia penjajah firaun modren ini.

Reporter : Kaki Abu
×
Berita Terbaru Update