Notification

×

Iklan

Iklan

Mahasiswa Nduga se-Indonesia, Desak Presiden RI Prabowo Subianto, Segera Tarik TNI-POLRI Non-Organik kabupaten Nduga Provinsi Papua pegunungan

Kamis, Februari 27, 2025 | 16:45 WIB Last Updated 2025-02-27T07:45:29Z
NDUGA, SUARALAPAGO.NEWS - Kembali terjadi tindak kriminal yang dilakukan oleh militer TNI Non-organik terhadap Masyarakat kampung Distrik Yuguru dan Distrik Mebarok. Wamena, 27/02/2025

Dulunya pihak TNI-POLRI dan pemerintah pusat serta pemerintah kabupaten Nduga memetakan beberapa distrik yang tidak pengungsi termasuk distrik Mebarok tempat pengungsian dari beberapa distrik yang sudah kosong sejak tahun 2018-2025.

Namun, Pengangkutan militer pada, 17 Januari 2025 helikopter milik TNI AU Angkut TNI 23 kali mendarat dalam satu hari masyarakat trauma, hal tersebut di sampaikan oleh ketua DPC-IPMNI kota studi Jayawijaya Oinggen Wirengge. setelah wawancara dengan ibu, Lokbere sebagai saksi mata dari kampung Yuguru 

Sumber,   Ketua DPC IPMNI kota studi Jayawijaya Oinggen Wirengge menyampaikan langsung kepada wartawan media Suaralapago.news dan  Wawancara dengan bebera ibu-ibu, Apriling dan teman lainnya tidak sebutkan nama mereka sebagai Saksi mata Saat TNI Melakukan tindak kriminal terhadap masyarakat kampung Yuguru.
Rumah-rumah dibongkar, seisi rumah dihancurkan
Ini tindakan kekerasan dan kriminal terhadap masyarakat kampung Yuguru dan Mebarok 

Dalam keterangannya ibu, Lokbere Menjelaskan bahwa Pada 17 Januari 2025 banar helicopter milik TNI AU 23 kali mendarat angkut TNI dalam satu hari pada tanggal yang sama 17 Januari. Aparat TNI langsung turun  dengan pakaian lengkap peralatan perang ambil posisi mulai operasi masuk dirumah-rumah warga,TNI yang lain masuk hutan, TNI yang lain Usir masyarakat dengan sambil moncong  senjata lalu bongkar  Rumah milik masyarakat TNI yang lain  bertanya-bertanya keberadaan Egianus masyarakat trauma dan panik saat itu.

 "kebanyakan kami masyarakat yuguru tidak tahu bahasa Indonesia sehingga apa yang ditanyakan apa yang di sampaikan kami tidak mengerti saya juga tidak tahu bahasa Indonesia". ujarnya 

Setelah jelaskan kronologisnya ibu Lokberepun memberikan bukti dalam bentuk foto-foto serta data Catatan jumlah korban harta kekayaan milik Masyarakat distrik Yuguru serta hewan piliharaa mereka. Berikut adalah rumah serta harta kekayaan milik Yuguru dan Mebarok 5 unit rumah guru-guru, Puskesmas Mebarok, 1 rumah milik medis, 7 rumah milik Masyarakat dibongkar habis, 13 rumah lainnya dibongkar atap seng.

Selain itu 10 ekor babi 3 ekor ayam milik Masyarakat ambil secara paksa sambil menodong senjata, jelasnya ibu lokbere.

Menurut Wirengge Aparat keamanan TNI melanggar hukum militer. TNI Seharusnya melindungi, mengayomi serta menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat sipil bukan bertindak merampas membabi buta terhadap masyarakat sipil, hal tersebut peraktek kekerasan negara. Atau tindakan kriminal yang luar biasa,  terhadap warga Sipil yang tidak tahu apa-apa. 
Masyarakat Yuguru diintrokasi TNI Non-organik

Dengan keterangan diatas maka,  kami dewan pimpinan cabang ikatan pelajar dan mahasiswa Nduga se-Indonesia (DPC-IPMNI) Kota Studi Jayawijaya  menyatakan sikap.

1. Kami meminta kepada presiden Republik Indonesia letnan kolonel Pol.Prabowo Subiyanto segera tarik kembali Aparat keamanan TNI-POLRI organik dan non-organik yang bertugas di kabupaten Nduga dan lebih khususnya Distrik-distrik yang saat ini bangun pos militer 

2. Kami minta kepada panglima Jendral Agus Subianto segera tarik militer   Non-organik yang berada kampung Yuguru, Distrik Mebarok, dan bertanggungjawab atas tindak kriminal terhadap harta milik kekayaan Masyarakat kampung Yuguru.

3. Panglima jenderal Kapolri  republik Indonesia 
4. Pangdam cenderawasih  Papua 
4. Polda Papua  
6. Pejabat gubernur provinsi Papua pengunungan 
7. Pejabat Bupati Nduga 

Segera tarik Militer organik dan non organik yang ada distrik Mebarok dan pada umum mereka yang bertugas di kabupaten nduga, karena keberadaan militer masyarakat hidup trauma dan tidak bisa beraktivitas seharian dengan (bebas) tutupnya.

Sumber   : Warga sipil 
Reporter : Saranus kogeya

×
Berita Terbaru Update