B. Berdirinya Gereja GIDI Secara Resmi
Berdasarkan catatan sejarah dalam tabel tersebut dibawah menunjukkan bahwa:
1966 Sep 12 3 Zending [UFM, RBMU, UFM Aust./APCM] membuat persetujuan mendirikan satu denominasi gereja
1967 G.I.I.B. dibentuk (Embrio GIDI pertama kali dibentuk)
1967 Peb. 12 atau Aug GIIB Konperensi pertama di Kanggime. Ketua Wuninikmban. [Dekker, Martin]
1976 Nop 18 GIIJ registrasi dibawah Departemen Agama. Dipimpin oleh Justin Parman and Yakob Baminggen.
Hal itu berarti Hari Ulang Tahun (HUT) kita selalu merayakan tanggal 12 Februari setiap tahun, sehingga tahun 2025 ini gereja GIDI kita sudah masuk berusia 62 Tahun berdasarkan ketetapan pada12th s/d 13th Pebruari 1963 sebagai hari Konperensi Lani pertama di Pirime (Pit River). 51 pemimpin Lani dari 11 wilayah dan 7 misionaris (ABMS, RBMU, C&MA, UFM). Padahal jika dicermati pada tanggal 12 Febaruari 1963 ada badan Zending Mission lain juga yaitu: ABMS (Gereja Baptis) dan C &MA (Gereja Kemah Injil) bersama-sama dalam Konferensi Lani Pertama di Pirime. Itulah sebabnya, Bapak Tuan Pdt J.Sterey (2010) dalam suatu perjalanan menuju ke rumahnya Bapak Karel Payokwa,S.PAK di Wamena pernah mengatakan bahwa: “Hari Ulang Tahun GIDI setiap tanggal 12 Februari perlu di tinjau ulang, karena tanggal tersebut agak keliru dalam catatan tanggal dan bulan atau tahun peristiwa perkembangan lahirnya Gereja Injili Di Indonesia”.
Oleh karena itu, hal ini menjadi catatan dan bahan renungan kita generasi GIDI pada umumnya dan wilayah Bogo secara khusus. Apakah kita perlu duduk bersama lalu mengundang para misionaris kita sebagai pelaku sejarah yang masih hidup untuk meninjau kembali (REVIEW) terhadap tanggal-tanggal hari bersejarah supaya tidak terjadi kekeliruan oleh generasi cucu gereja Injili Di Indonesia di masa yang aka datang.
C. Pendidikan (Dalam Konteks Pelayanan Gereja GIDI)
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa: pendidikan sangat penting bagi setiap manusia, karena hanya pendidikan kita dapat melihat jendela dunia dan cakrawala berpikir kita akan terbuka.
Marilah kita memberikan apresiasi dan penghormatan yang tinggi kepada para pelaku sejarah Gereja Injili Di Indonesia lebih khusus kepada misionaris kita yang mendahukukan pendidikan, sehingga pernah membuka beberapa sekolah Akitab di Ilu, Mulia, SAB di Kelila, di Wollo lalu buka sekolah Alkitab STAKIN di Sentani dikembangkan menjadi Sekolah Tinggi Theologia Gereja Injili Di Indonesia (STT-GIDI),
sehingga gereja ini tetap berdiri kokoh secara sistematis dengan tetap berpedoman pada ketentuan yang diatur dalam kementerian agama karena menerima izin operasional dari Bimas Kristen Kementerian Agama Republik Indonesia pada bulan Oktober 2007.
Saat ini STT GIDI membuka Program Pascasarjana dengan memiliki dosen-dosen terbaik yang berkualitas mempersiapkan generasi gereja untuk tetap berakar dan bertumbuh secara regenerasi.
Bertalian dengan pendidikan ini, Nelson Mandela, Presiden pertama Afika Selatan dan tokoh perdamaian dunia, menganggap pendidikan sangat penting karena dapat mengubah dunia. Ia pernah mengatakan:”Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat Anda gunakan untuk mengubah dunia”. Ada beberapa alasan mengapa pendidikan sangat penting menurut Nelson Mandela:
(a). Karena pendidikan dapat membantu seseorang menjadi menusia yang seituhnya, dengan kecenderungan untuk memanusiakan orang lain; (b) Pendidikan dapat membantu manusia mengembangkan potensi mereka untuk terus berkembang sesuai dengan kebutuhan zaman;
(c) Pendidikan dapat membantu seseorang menciptakan solusi, membuka peluang baru, dan membangun dunia yang lebih baik;
(d) Pendidikan dapat membantu seseorang membawa perubahan bagi lingkungan sekitar; (e) Pendidikan dapat memperluas cakrawala kita; dan (f) Pendidikan dapat menawarkan banyak peluang yang secara eksklusif tidak tersedia di tempat lain.
Oleh karena itu, dengan melihat pelayanan Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) sudah menyebar luas ke wilayah Indonesia Barat sampai ke luar negeri dalam beberapa negara, maka melalui tulisan sebagai suatu bahan Reflektif singkat ini ijinkanlah penulis memberikan masukan kepada Badan Pimpinan Pusat atau Badan Pekerja Wilayah untuk:
a) Mempersiapkan tenaga pendidik (Dosen) bagi pengajar Strata Satu (S-1) dan Strata Dua (S-2) hingga program Doktoral (S-3) secara linear keilmuan yang berkualitas dengan menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi Kristen lain yang berkualitas, agar output atau lulusan dari Sekolah Tinggi Theologia GIDI bisa berkompoten untuk mengimbangi persaiangan global dewasa ini;
b) Menjalin Hubungan Kerja sama dengan Perguruan Tinggi Theologia yang berstandar Internasional seperti: pada Christian Leader’s Training College in Papua New Guinea at Banz Campus Western Highlands Of PNG wilayah Pasifik yang didirikan oleh Badan Zending UFM juga.
c) Meningkatkan hubungan kerja sama dengan Cornestone Bible College For Mission Training atau Cornerstone College & Seminary or Cornerstone University in Australia di benua Australia;
d) Menjalin hubungan Kerja Sama dengan Universitas Kristen di Negara Israel ( (dari Tanah Yahudi) agar pendalaman Alkitab benar-benar berkualitas dan berisi, sehingga ketika selesai pendidikan harus pulang mengajar di STT GIDI untuk mempersiapkan generasi GIDI yang berkualitas pula;
e) Menjalin kerja sama dengan para misionaris dari negara Amerika Serikat atau Canada (karena ada beberapa anggota pioneer dari Zending UFM berasal dari Amerika atau Canada, agar mengijinkan generasi GIDI bisa lakukan Study Broad tentang Alkitab danTeologi; Membuat Program pendidikan (Pelatihan, Kursus, Bahasa English dan Bahasa Asing lainnya untuk mempersiapkan kepada generasi GIDI yang ingin menjadi Misionaris baik secara berjenjang atau berkelanjutan.
